:
...:: HiMyNameIsRiandBlogBarker ::...: faculty teaching and science education

LEARN ENGLISH MAKE FRIENDS !!!!!!!

LEARN ENGLISH MAKE FRIENDS !!!!!!!
..:: WELCOME TO THE R.I.A.N.N.A'S BLOG FOREVER ::.. ..:: HAVE A NICE BLOGGING ::.. ..:: THREE CHEERS FOR R.I.A.N.N.A S.O.U.L ::.. ..:: WHAT THE FUCK WITH YOU ::.. <<< THANKSGIVING >>>

Tampilkan postingan dengan label faculty teaching and science education. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label faculty teaching and science education. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 19 Maret 2011

Penyesuaian Diri pada Remaja

Akhirnya jadi juga pergi ke warnet untuk ngupdate blog, seperti tulisan sebelumnya kesulitan mengakses blog gara-gara lemot nya indosat gprs, tapi mau tidak mau aktivitas nge-blog di duniapsikologi harus tetap jalan. Nah pada kesempatan kali ini dunia psikologi menuliskan artikel psikologi yang berkaitan dengan remaja, dengan judul Penyesuaian diri pada remaja. Nah begini ceritanya :)



Sebagai makhluk sosial yang membutuhkan kehadiran orang lain, dibutuhkan adanya keselarasan diantara manusia itu sendiri. Agar hubungan interaksi berjalan baik diharapkan manusia mampu untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri terhadap lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnya, sehingga dapat menjadi bagian dari lingkungan tanpa menimbulkan masalah pada dirinya. Dengan kata lain berhasil atau tidaknya manusia dalam menyelaraskan diri dengan lingkungannya sangat tergantung dari kemampuan penyesuaian dirinya.

Penyesuaian dapat didefinisikan sebagai interaksi yang kontinyu antara diri individu sendiri, dengan orang lain dan dengan dunia luar. Ketiga faktor ini secara konstan mempengaruhi individu dan hubungan tersebut bersifat timbal balik (Calhoun dan Acocella,1976). Dari diri sendiri yaitu jumlah keseluruhan dari apa yang telah ada pada diri individu, tubuh, perilaku dan pemikiran serta perasaan. Orang lain yaitu orang-orang disekitar individu yang mempunyai pengaruh besar dalam kehidupan individu. Dunia luar yaitu penglihatan dan penciuman serta suara yang mengelilingi individu.

Proses penyesuaian diri pada manusia tidaklah mudah. Hal ini karena didalam kehidupannya manusia terus dihadapkan pada pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Periode penyesuaian diri ini merupakan suatu periode khusus dan sulit dari rentang hidup manusia. Manusia diharapkan mampu memainkan peran-peran sosial baru, mengembangkan sikap-sikap sosial baru dan nilai-nilai baru sesuai dengan tugas-tugas baru yang dihadapi (Hurlock,1980).

Disebutkan juga oleh Hurlock (1980) bahwa seperti halnya proses penyesuaian diri yang sulit yang dihadapi manusia secara umum, para remaja juga mengalami proses penyesuaian diri di mana proses penyesuaian diri pada remaja ini merupakan suatu peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya. Dalam periode peralihan ini terdapat keraguan akan peran yang akan dilakukan, namun pada periode ini juga memberikan waktu kepada remaja untuk mencoba gaya baru yang berbeda, menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya. Dengan kata lain hal ini merupakan proses pencarian identitas diri yang dilakukan oleh para remaja.

Untuk menjadikan remaja mampu berperan serta dan melaksanakan tugasnya, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat tidaklah mudah, karena masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Pada masa ini dalam diri remaja terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang pesat pada fisik, psikis, maupun sosial. Salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit adalah yang berhubungan dengan penyesuaian sosial. Remaja harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis dalam berhubungan yang belum pernah ada dan harus menyesuaikan dengan orang dewasa diluar lingkungan keluarga. Untuk mencapai tujuan dari pola sosialisasi dewasa, remaja harus banyak penyesuaian baru.

Agar penyesuaian diri yang dilakukan terhadap lingkungan sosial berhasil (well adjusted), maka remaja harus menyelaraskan antara tuntutan yang berasal dari dalam dirinya dengan tuntutan-tuntutan yang diharapkan oleh lingkungannya, sehingga remaja mendapatkan kepuasan dan memiliki kepribadian yang sehat. Misalnya sebagian besar remaja mengetahui bahwa para remaja tersebut memakai model pakaian yang sama denga pakaian anggota kelompok yang populer, maka kesempatan untuk diterima oleh kelompok menjadi lebih besar. Untuk itu remaja harus mengetahui lebih banyak informasi yang tepat tentang diri dan lingkungannya.

http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2009/04/21/penyesuaian-diri-pada-remaja/
 
Penyesuaian Diri (gambar diunduh dari google)
Penyesuaian Diri (gambar diunduh dari google)
Latar belakang
Guru mempunyai tugas utama mendidik. Dimana dalam mendidik tersebut, seorang guru dituntut selalu mengedepankan skill sebagai seorang pendidik yang selalu siap mengajarkan ilmu yang sudah digelutinya selama bertahun-tahun di bangku kuliah.
Salah satu indikator demi keberhasilan tugas seorang guru adalah bagaimana ia memahami akan peserta didik yang dibinannya. Peserta didik atau yang lebih terkenal dengan sebutan siswa adalah obyek pendidikan dan pengajaran guru. Seorang siswa adalah individu-individu yang satu sama lain berbeda atau khas. Siswa pada umumnya berumur mulai 5- 12 tahun untuk SD, 12-14 tahun untuk SMP dan 14-17 tahun untuk SMA.
Pada tahap ini siswa sebagai individu mempunyai tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun psikis/emosi.
Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka kami akan mencoba untuk membuat sebuah tulisan yang akan membahas tentang penyesuaian diri remaja.
Konsep dan Proses Penyesuaian Diri
Makna akhir dari hasil pendidikan seseorang individu terletak pada sejauhmana hal yang telah dipelajari dapat membantunya dalam penyesuaian diri dengan kebutuhan-kebutuhan hidupnya dan pada tuntutan masyarakat.
Seseorang tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaikan diri atau tidak mampu menyesuaikan diri, kondisi fisik, mental, dan emosional dipengaruhi dan diarahkan oleh faktor-faktor lingkungan dimana kemungkinan akan berkembang proses penyesuaian yang baik atau yang salah suai.
Pengertian Penyesuaian Diri
Penyesuaian berarti adaptasi; dapat mempertahankan eksistensinya, atau bisa survive dan memperoleh kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah, dan dapat mengadakan relasi yang memuaskan dengan tuntutan sosial.
Proses Penyesuaian Diri
Penyesuaian yang sempurna dapat terjadi jika manusia / individu selalu dalam keadaan seimbang antara dirinya dengan lingkungannya, tidak ada lagi kebutuhan yang tidak terpenuhi, dan semua fungsi-fungsi organisme / individu berjalan normal. Namun, penyesuaian diri lebih bersifat suatu proses sepanjang hayat, dan manusia terus menerus menemukan dan mengatasi tekanan dan tantangan hidup guna mencapai pribadi sehat.
Karakteristik Penyesuaian Diri
-Penyesuaian diri secara positif
Mereka yang tergolong mampu melakukan penyesuaian diri secara positif ditandai hal-hal sebagai berikut :
§ Tidak menunjukan adanya ketagangan emosional
§ Tidak menunjukan adanya mekanisme-mekanisme psikologis
§ Tidak menunjukan adanya frustasi pribadi
§ Memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri
§ Mampu dalam belajar
§ Menghargai pengalaman
§ Bersikap realistik dan objektif.
Dalam melakukan penyesuaian diri secara positif, individu akan melakukannya dalam berbagai bentuk, antara lain :
§ Penyesuaian dengan menghadapi masalah secara langsung
§ Penyesuaian dengan melakukan eksplorasi
§ Penyesuian dengan trial and error atau coba-coba
§ Penyesuian dengan substitusi
§ Penyesuaian diri dengan menggali kemampuan pribadi
§ Penyesuaian dengan belajar
§ Penyesuaian dengan inhibisi dan kontrol diri
§ Penyesuaian dengan perencanaan yang cermat.

-Penyesuaian Diri yang Salah
Ada tiga bentuk reaksi dalam penyesuaian yang salah yaitu :
§ Reaksi bertahan
Ø Rasionalisme, yaitu bertahan dengan mencari-cari alasan untuk membenarkan tindakannya.
Ø Repressi, yaitu berusaha untuk menekan pengalamannya yang dirasakan kurang enak ke alam tak sadar.
Ø Proyeksi, yaitu melemparkan sebab kegagalan dirinya kepada pihak lain.
§ Reaksi menyerang
Ø Selalu membenarkan diri sendiri
Ø Mau berkuasa dalam setiap situasi
Ø Mau memilikinya
§ Reaksi melarikan diri. ***
 


Kebutuhan Remaja dan Upaya Pemenuhannya

KEBUTUHAN REMAJA DAN UPAYA PEMENUHANNYA...

Ada sejumlah kebutuhan utama yang penting untuk dipenuhi, yang meliputi:
1. Kebutuhan akan kasih sayang
2. Kebutuhan akan keikutsertaan dan diterima dalam kelompok
3. Kebutuhan untuk berdiri sendiri
4. Kebutuhan untuk berprestasi
5. Kebutuhan akan pengakuan dari orang lain
6. Kebutuhan untuk dihargai
7. Kebutuhan untuk memperoleh falsafah hidup yang utuh.
Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut,  menurut Maslow ada sejumlah kondisi yang merupakan prasyarat dan sekaligus menjadi intervensi edukatif bagi pemenuhan kebutuhan remaja. Hal-hal tersebut adalah:
1.  Adanya kemerdekaan untuk berbicara
2.  Adanya kemerdekaan melakukan apa saja yang dinginkan sepanjang tidak merugikan diri sendiri dan orang lain
3.  Adanya kemerdekaan untuk mengekplorasi lingkungan
4.  Adanya keadilan
5.  Adanya kejujuran
6.  Adanya kewajaran
7.  Adanya ketertiban.
Tidak terpenuhinya kebutuhan bagi remaja akan menimbulkan kekecewaan atau bahkan frustasi bagi remaja, yang pada akhirnya akan mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangan remaja itu sendiri.

PERMASALAHAN KEBUTUHAN REMAJA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bisa dicermati setiao individu mempunyai sikap dan perilaku yang berbeda satu sama lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Di samping itu remaja memiliki perilaku yang khas dalam memenuhi kebutuhannya, seiring dengan usia perkembangan seseorang, remaja memiliki berbagai jenis kebutuhan sosial-psikologis. Masing-masing kebutuhan tersebut ada yang bersifat umum (kebutuhan semua umur dan semua orang), dan ada yang bersifat khas usia remaja. Apabila ada satu, dua atau lebih jenis kebutuhan itu tidak terpenuhi, maka akan menimbulkan berbagai perilaku penyimpangan atau sikap dan perilaku yang tidak wajar. Oleh karena itu perlu adanya usaha-usaha yang perlu dilakuakn oleh orang tua, sekolah, mauoun masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan remaja.
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya menuju kejenjang kedewasaan, kebutuhan hidup seseorang mengalami perubahan-perubahan sejalan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. Kebutuhan sosial psikologis semakin banyak dibandingkan dengan kebutuhan fisik, karena pengalaman kehidupan sosial semakin luas. Kebutuhan itu timbul disebabkan oleh dorongan-dorongan (motif). Dorongan adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorongnya untuk melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu (Sumadi, 1971:70 ; Lefton, 1982:137). Dorongan dapat berkembang karena kebutuhan psikologis atau karena tujuan-tujuan kehidupan yang semakin kompleks. Lebih lanjut Lefton (1982) menyatakan bahwa kebutuhan dapat muncul karena keadaan psikologis yang mengalami goncangan atau ketidakseimbangan. Munculnya kebutuhan tersebut untuk mencapai keseimbangan atau keharmonisan hidup.
Kebutuhan remaja dapat dipenuhi dengan berbagai cara, misalnya kebutuhan sosial dipenuhi melalui penerimaan sosial, atau dengan menghadapkan remaja pada tantangan atau kesulitan sosial. Dalam pemenuhan kebutuhan remaja yang paling penting adalah kemampuan guru untuk membangkitkan dan sekaligus membantu remaja memenuhi kebutuhannya dengan cara yang benar sesuai nilai-nilai agama dan ilmu pengetahuan.

B. Rumusan Masalah
 Membahas tentang jenis-jenis kebutuhan remaja
 Membahas efek psikologis jika kebutuhan itu tidak terpenuhi
 Membahas kebutuhan remaja dan kaitannya dengan kurikulum sekolah
 Membahas permasalahan perkembangan remaja jika kebutuhan tidak terpenuhi
 Membahas bagaimana usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka pemenuhan kebutuhan remaja.



C. Tujuan
 Untuk menambah ilmu dan pengalaman penulis dalam menulis makalah
 Untuk memenuhi kewajiban dalam rangka melengkapi tugas dalam mengambil mata kuliah Psikologi remaja
 Untuk menambah wawasan pengetahuan penulis tentang kebutuhan remaja dan pemenuhannya.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebutuhan Dasar Manusia
Setiap manusia mempunyai kebutuhan fisiologis, sosiologis, dan psikologis. Dari tiga jenis kebutuhan itu ada yang sama untuk semua usia, (bersifat umum) dan ada yang bersifat khas sesuai dengan usia perkembangan masing-masing individu. Kebutuhan yang diinginkan oleh setiap manusia tanpa membedakan usia inilah yang disebut kebutuhan dasar. Menurut Abraham Mashow (dalam Bill S. Raksadjaya, 1981), suatu kebutuhan dinamakan “dasar” jika memenuhi lima syarat sebagai berikut :
1. Apabila yang dibutuhkan itu tidak ada, maka menimbulkan penyakit atau gangguan
2. Apabila yang dibutuhkan itu ada atau terpenuhi, maka mencegah terjadinya penyakit
3. Apabila seseorang mampu mengendalikan terpenuhinya kebutuhan ini, maka akan menyembuhkan penyakit atau menghindrkan timbulnya gangguan
4. Dalam beberapa situasi tertentu yang kompleks, kebutuhan ini lebih dipilih atau lebih penting oleh orang yang berada dalam keadaan kekurangan dibanding dengan kebutuhan yang lain
5. Kebutuhan ini tidak begitu aktif atau tidak menonjol secara fungsional pada kondisi normal atau sehat. Menurut Mashow orang yang dikatakan sehat adalah orang yang prioritas kebutuhannya sudah berada pada pengembangan potensi atau aktualisasi diri.
Pada bayi atau pada kehidupan manusia kecil, perilakunya didominasi oleh kebutuhan-kebutuhan biologis yakni kebutuhan untuk mempertahankan diri.kebutuhan ini disebut deficiensy nedd artinya kebutuhan untuk pertumbuhan dan memang diperlukan untuk tetap hidup (survival). Kemudian, pada masa kehidupan berikutnya, muncul kebutuhan untuk mengembangkan diri. Berkembangnya kebutuhan ini terjadi karena pengaruh faktor lingkungan dan faktor belajar ; seperti kebutuhan akan cinta kasih, kebutuhan untuk memiliki (yang ditandai berkembangnya “aku” manusia kecil), kebutuhan harga diri, kebutuhan akan kebebasan, kebutuhan untuk berhasil, dan munculnya kebutuhan untuk bersaing dengan yang lain. kebutuhan-kebutuhan tersebut oleh Henry A. Murray (Lindgren, 1980:40) dinyatakan sebagai need for affiliation atau lazim disingkat n’Aff dan need for achievement sebagai n’Ach, n’Aff ini oleh Carl Rogers dan Abraham H. Maslow (1945) dikenal sebagai self actualizing need. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri ini ditanai oleh perkembangannya kemampuan mengekpresikan diri yaitu menyatakan potensi yang dimilikinya menjadi lebih efektif dan kompeten. Kebutuhan untuk mengaktualisasi diri pada dasarnya merupakan perkembangan dari kebutuhan-kebutuhan tingkat sebelumnya dan kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat tinggi, karena di dalamnya termasuk kebutuhan untuk berprestasi.


B. Jenis-Jenis Kebutuhan Remaja
Kebutuhan remaja dapat dibedakan atas 2 jenis yaitu kebutuhan fisik dan psikologis.
Pertumbuhan fisik dan perkembangan sosial-psikologis di masa remaja pada dasarnya merupaka kelanjutan, yang dapat diartikan penyempurnaan, proses pertumbuhan, dan perkembangan dari proses sebelumnya. Seperti halnya pertumbuhan fisik yang ditandai dengan munculnya tanda-tanda kelamin sekunder merupakan awal masa remaja sebagai indikator menuju tingkat kematangan fungsi seksual seseorang. Sekalipun diakui bahwa kebutuhan dalam pertumbuhan fisik dan kebutuhan sosial psikologis yang lebih menonjol. Bahwa antara kebutuhan keduanya (fisik dan psikologis) saling terkait. Oleh karena itu, pembagian yang memisahkan kebutuhan atas dasar kebutuhan fisik dan psikologis pada dasarnya sulit dilakukan secara tegas. Sebagai contoh, “makan” adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan fisik, akan tetapi pada jenjang masa remaja “makan dilakukan bersama dengan orang tertentu – orang lain”, “makan dengan mengikuti aturan atau norma” yang berlaku didalam budaya kehidupan masyarakat merupakan kebutuhan yang tidak hanya dikelompokkan sebagai kebutuhan fisik semata. Kebutuhan tersebut dapat dikelompokkan ke dalam kebutuhan sosial emosional.
Lima jenis kebutuhan menurut Maslow itu adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan “Fisiologis”
Kebutuhan yang mendapat prioritas utama yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan kondisi fisik, yang disebut “kebutuhan fisiologis”. Contoh dari kebutuhan ini adalah makan, minum, tempat tinggal, pemuasan seksual, udara segar, istirahat dan sebagainya.
2. Kebutuhan “Rasa Aman dan Tentram”
Kebutuhan rasa aman dan terbtram (safety and security) ini tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga bersifat psikis misalnya terbebas dari gangguan dan ancaman serta permasalahan yang dapat mengganggu ketenangan hidup seseorang
3. Kebutuhan akan “Cinta dan rasa memiliki”
Kebutuhan ini (love and belongingness) diaktualisasikan dalam bentuk : (1) perasaan duterima oleh orang lain, (2) merasa bahwa dirinya penting, (3) diikut sertakan dalam kehidupan kelompok.
4. Kebutuhan “harga diri”

Menurut Elida Prayitno (2006:31) kebutuhan psikologis remaja dibagai atas, sebagai berikut :
a) Kebutuhan mendapat status
Remaja membutuhkan perasaan bahwa dirinya berguna, penting, dibutuhkan orang lain atau memiliki kebanggaan terhadap dirinya sendiri. Remaja butuh kebanggaan untuk dikenal dan diterima sebagai individu yang berarti dalam kelompok teman sebayanya.
Penerimaan dan dibanggakan oleh kelompok sangat penting bagi remaja dalam mencari kepercayaan diri dan kemandirian sebagai persiapan awal untuk menempuh kehidupan pada periode dewasa.

b) Kebutuhan kemandirian
Remaja ingin lepas dari pembatasan atau aturan orang tua dan mencoba mengarahkan atau mendisiplinkan diri sendiri. Remaja ingin bebas dari tingkah laku orang tuanya yang terlalu mencampuri kegiatannya. Remaja ingin mengatur kehidupannya sendiri.

c) Kebutuhan berprestasi
Remaja ingin dirinya dihargai dan dibanggakan atas usaha dan prestasinya dalam belajar.

d) Kebutuhan diakrabi
Remaja butuh ide atau pemikirannya, kebutuhan atau masalahnya didengarkan dan ditanggapi secara akrab (penuh perhatian) oleh orang tua, guru, dan teman sebayanya.

e) Kebutuhan untuk memiliki filsafat hidup
Remaja butuh pegangan hidup mengenai kebenaran agar mereka memiliki kepribadian yang stabil dan terintegrasi.

Jumhur dan Moh.Surya (1975) mengemukakan bahwa tingkah laku individu merupakan cara atau alat dalam memenuhi kebutuhannya, maka kegiatan belajar disekolah pada hakekatnya merupakan manifestasi pemenuhan kebutuhan tersebut. Dengan kata lain dapat ditentukan bahwa individu bertingkah laku karena didorong untuk memenuhi kebutuhannya. Sehubungan dengan itu Jamhur dan Moh. Surya juga merumuskan kebutuhan sosial-psikologis bagis setiap manusia, sebagai berikut :
1. Kebutuhan memperoleh kasih sayang
2. Kebutuhan untuk memperoleh harga diri
3. Kebutuhan untuk memperoleh penghargaan yang sama dengan orang lain
4. Kebutuhan untuk ingin dikenal
5. Kebutuhan memperoleh prestasi dan posisi
6. Kebutuhan untuk merasa dibutuhkan oleh orang lain
7. Kebutuhan merasa bagian dari kelompok
8. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan diri
9. Kebutuhan untuk memperoleh kemerdekaan

C. Permasalahan Perkembangan Jika Kebutuhan Tidak Terpenuhi
Beberapa masalah yang dihadapi remaja sehubungan dengan kebutuhan-kebutuhannya dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Upaya untuk dapat mengubah sikap dan perilaku kekanak-kanakan menjadi sikap dan perilaku dewasa, tidak semuanya dapat dengan mudah dicapai baik oleh remaja laki-laki maupun perempuan. Pada masa ini remaja menghadapi tugas-tugas dalam perubahan sikap dan perilaku yang besar, sedang di lain pihak harapan ditumpukan pada remaja muda untuk dapat meletakkan dasar-dasar bagi pembentukan sikap dan pola perilaku. Kegagalan dalam mengatasi ketidakpuasan ini dapat mengakibatkan menurunnya harga diri, dan akibat lebih lanjut dapat menjadikan remaja bersikap keras dan agresif atau sebaliknya bersikap tidak percaya diri, pendiam atau kurang harga diri.
2) Seringkali para remaja mengalami kesulitan untuk menerima prubahan-perubahan fisiknya. Hanya sedikit remaja yang merasa puas dengan tubuhnya. Hal ini disebabkan pertumbuhan tubuhnya diras kurang serasi. Ketidalserasian proporsi tubuh ini sering menimbulkan kejengkelan, karena ia (mereka) sulit untuk mendapatkan pakaian yang pantas, juga hal itu tampak pada gerakan atau perilaku yang kelihatannya wagu dan tidak pantas.
3) Perkembangan fungsi seks pada masa ini dapat menimbulkan kebingungan remaja untuk memahaminya, sehingga sering terjadi salah tingkah dan perilaku yang menentang norma. Pandangannya terhadap sebaya lain jenis kelamin dapat menimbulkan kesulitan dalam pergaulan. Bagi remaja laki-laki dapat menyebabkan berperilaku “menentang norma” dan bagi remaja perempuan akan berperilaku “mengurung diri” atau menjauhi pergaulan dengan sebaya lain jenis. Apabila kematangan seksual itu tidak mendapatkan arahan atau penyaluran yang tepat dapat berakibat negatif.
4) Dalam memasuki kehidupan bermasyarakat, remaja yang terlalu mendambakan kemandirian, dalam arti menilai dirinya cukup mampu untuk mengatasi problema kehidupan, kebanyakan akan menghadapi berbagai masalah, terutama masalah penyesuaian emosional, seperti perilaku yang over acting, “lancang”, dan semacamnya.
5) Harapan-harapan untuk dapat berdiri sendiri dan untuk hidup mandiri secara sosial ekonomis akan berkaitan dengan berbagai masalah untuk menetapkan pilihan jenis pekerjaan dan jenis pendidikan. Penyesuaian sosial merupakansalah satu yang sangat sulit dihadapi oleh remaja. Mereka bukan saja harus menghadapi satu arah kehidupan, yaitu keragaman norma dalam kehidupan bersama dalam masyarakat, tetapi juga norma baru dalam kehidupan sebaya remaja dan kuatnya pengaruh kelompok sebaya.
6) Berbagai norma dan nilai yang berlaku di dalam hidup masyarakat merupakan masalah tersendiri bagi remaja; sedang di pihak remaja merasa memiliki nilai dan norma kehidupannya menghadapi perbedaan nilai dan norma kehidupan. Menghadapi perbedaan norma ini merupakan kesulitan tersendiri bagi kehidupan remaja. Seringkali perbedaan norma yang berlaku dan norma yang dianutnya menimbulkan perilaku yang menyebabkan dirinya dikatakan “nakal”
Apabila ada kebutuhan remaja yang tidak terpenuhi maka akan terjadi perilaku menyimpang, dan dapat merugikan bagi diri remaja itu sendiri maupun orang lain.
Hardy &, 1974; Kugelmann, 1973, (dalam Elida Prayitno; 2000) berpendapat bahwa apabila kebutuhan remaja itu tidak terpenuhi akan timbul perasaan kecewa atau frustasi. Perasaan konflik dan kecewa dapat dipastikan terjadi pada siswa remaja yang berupaya untuk mencapai dua tujuan yang bertentangan.
Blair & Stewar (dalam Elida Prayitno; 2006) mengemukakan bahwa siswa remaja yang kebutuhan-kebutuhannya tidak terpenuhi dapat melakukan tingkah laku mempertahankan diri seperti tingkah laku agresif, kompensasi, identifikasi, rasionalisme, proyeksi, pembentukan reaksi, egosentris, menarik diri, dan gangguan pertumbuhan fisik.

D. Usaha-Usaha Memenuhi Kebutuhan Remaja
Lingkungan keluarga mempunyai peranan penting dalam membantu siswa mengarahkan sikap dan perilaku remaja untuk mencapai pemenuhan kebutuhan yang diharapkan. Di samping keluarga, pihak sekolah juga memiliki sumbangan yang besar dalam memenuhi kebutuhan remaja. Untuk itu perlu adanya berbagai usaha dari orang tua/ keluarga maupun sekolah untuk membantu siswa memenuhi kebutuhan (sosial-psikologis), sehingga tidak terjadi timbulnya perilaku menyimpang. Di antara usaha yang dapat dilakukan oleh orang tua dan sekolah adalah :
a. Meningkatkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
b. Memberikan bimbingan kepada remaja untuk mencapai cita-citanya dengan penuh kasih sayang
c. Memberikan contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat dijadikan sebagi model bagi remaja untuk diidentifikasi dalam kehidupannya, sesuai dengan peran jenis kelaminnya masing-masing.
d. Memberikan fasilitas kepada remaja untuk mengembangkan potensi yang dimiliki kearah positif dan bermanfaat bagi remaja itu sendiri
e. Menghargai dan memperlakukan remaja sebagai individu yang sedang berkembang menuju kedewasaannya
f. Membantu remaja dalam mengatasi problem-problem yang sedang dialami, agar tidak menimbulkan dampak negatif dalam kehidupannya
g. Mengikutsertakan remaja dalam mengatasi masalah (keluarga, sekolah) yang memerlukan pemecahan sesuai dengan batas-batas kemampuannya
h. Sekolah perlu melakukan berbagai kegiatan kelompok sebagai sarana untuk mengembangkan sifat kebersamaan dan memenuhikebutuhan diikutsertakannya dalam kelompok
i. Membimbing dan memberi kesempatan untuk berprestasi melalui berbagai kegiatan ko-kurikuler maupun ekstra kurikuler.

Menurut Elida Prayitno (2006:35) usaha yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan remaja adalah sebagai berikut :
1. Usaha untuk memenuhi kebutuhan mendapatkan status
a. Mengembangkan bakat khusus remaja dengan berbagai rangsangan dan menghargai prestasi mereka
b. Menghindari pemberian motivasi dengan membandingkan remaja secara individu baik dalam prestasi akademis maupun bakat khusus
c. Tidak menuntut remaja berprestasi sama, walaupun waktu guru dan metode belajar yang sama



2. Memenuhi kebutuhan mandiri
a. Memotivasi remaja membuat rencana/ program untuk pengembangan bakat atau potensi mereka
b. Membantu pengambangan bakat/ potensi remaja sesuai perencanaan program
c. Memberi kesempatan remaja untuk mengemukakan ide-ide, mengabil keputusan, membentuk kelompok, memilih jurusan, dan program pengembangan bakat
d. Memberi penghargaan atau penguatan kepada kelompok remaja

3. Memenuhi kebutuhan berprestasi
a. Memberikan penilaian, kalau siswa telah menguasai bahan yang dipelajarinya
b. Memotivasi dengan cara membandingkan rata-rata kelas atau prestasi siswa secara keseluruhan dengan prestasi siswa dalam kelas yang sama
c. Membantu siswa mengembangkan bakat-bakat khusus

4. Memenuhi kebutuhan untuk diakrabi
a. Membina kedekatan psikologis dengan remaja
b. Selalu bekerjasama dalam berbagai kesempatan

5. Memenuhi kebutuhan filsafat hidup
a. Memenuhi informasi tentang nilai kebenaran dalam kehidupan


b. Menjadikan guru dan reman mereka sebagai model (dapat dijadikan teladan)
c. Melakukan bimbingan dan konseling kelompok atau individual untuk membentuk keyakinan dan keterampilan memecahkan masalah kehidupan dengan cara-cara yang bernilai moral dan kebenaran.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Semua manusia memiliki kebutuhan dasar (fisiologis, sosial, psikologis) yang pada umumnya sama. Namun demikian ada beberapa jenis kebutuhan tertentu yang sangat menonjol urgensinya pada setiap usia perkembangan manusia. Banyak ahli yang merumuskan jenis-jenis kebutuhan manusia seperti Abraham Maslow, Andi Mappiare, Jumhur dan Moh. Surya. Masing-masing rumusannya itu saling melengkapi dan saling menyempurnakan pengertian tentang jenis kebutuhan tersebut.
Jenis kebutuhan yang menonjol antara lain kebutuhan untuk memperoleh kasih sayang ; diterima oleh kelompoknya ; dihargai bukan seperti anak-anak tapi juga tidak dituntut tanggung jawab sebagai orang dewasa, dan kebutuhan untuk memperoleh pedoman hidup.
Diantara usaha yang dapat dilakukan oleh orang tua dan sekolah dalam membantu memenuhi kebutuhan remaja adalah : (1) memberikan bimbingan dan kasih sayah; (2) memberikan contoh yang baik (sebagai model) dalam kehidupan sehari-hari; (3) memberikan fasilitas (waktu, sarana) kepada remaja untuk mengembangkan potensi yang dimiliki kearah positif dan bermanfaat bagi remaja itu sendiri; (4) menghargai dan memperlakukan remaja sebagai individu yang sedang berkembang menuju kedewasaannya; (5) membantu remaja mengatasi problem-problem yang sedang dialaminya; (6) memebrikan bimbingan tentang falsafah hidup, sebagai pegangan dalam hidupnya; (7) mengikutsertakan remaja dalam mengatasi masalah (keluarga, sekolah) yang memerlukan pemecahan sesuai dengan batas-batas kemampuannya; (8) Sekolah perlu menyediakan sarana dan kegiatan yang dapat berfungsi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki remaja; (9) Sekolah perlu melakukan berbagai kegiatan kelompok untuk mengembangkan sifat kebersamaan dalam kelompok; (10) membimbing dan memberi kesempatan untuk berprestasi melalui berbagai kegiatan.

B. Saran
Makalah ini sangat berguna bagi siapa saja, terutama dalam memenuhi kebutuhan remaja yang sedang berkembang. Untuk itu apapun ilmu yang diperoleh dalam makalah ini sebaiknya direalisasikan bagi seluruh pembaca.



DAFTAR PUSTAKA

Elida Prayitno. 2006. Psikologi Perkembangan remaja. Padang : Angkasa Raya

Mudjiran dkk. 1999. Perkembangan Peserta Didik. Padang : UNP

Tim Dosen Pembina Mata Kuliah. 2005. Perkembangan Peserta Didik. Padang : Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. 



PERTUMBUHAN FISIK & KESEHATAN REMAJA

1.Definisi Remaja

Remaja didefinisikan sebagai tahap perkembangan transisi yang membawa individu dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, yang ditandai dengan perubahan fisik karena pubertas serta perubahan kognitif dan sosial. Menurut Seifert dan Hoffnung (1987), periode ini umumnya dimulai sekitar usia 12 tahun hingga akhir masa pertumbuhan fisik, yaitu sekitar usia 20 tahun.

2.Pandangan Teoritis tentang Remaja

Ada dua pandangan teoritis tentang remaja. Menurut pandangan teoritis pertama – yang dicetuskan oleh psikolog G. Stanley Hall – : adolescence is a time of “storm and stress “. Artinya, remaja adalah masa yang penuh dengan “badai dan tekanan jiwa”, yaitu masa di mana terjadi perubahan besar secara fisik, intelektual dan emosional pada seseorang yang menyebabkan kesedihan dan kebimbangan (konflik) pada yang bersangkutan, serta menimbulkan konflik dengan lingkungannya (Seifert & Hoffnung, 1987). Dalam hal ini, Sigmund Freud dan Erik Erikson meyakini bahwa perkembangan di masa remaja penuh dengan konflik. Keyakinan ini tercermin dari teori mereka tentang perkembangan manusia.

Menurut pandangan teoritis kedua, masa remaja bukanlah masa yang penuh dengan konflik seperti yang digambarkan oleh pandangan yang pertama. Banyak remaja yang mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya, serta mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan kebutuhan dan harapan dari orang tua dan masyarakatnya.

Bila dikaji, kedua pandangan tersebut ada benarnya, namun sangat sedikit remaja yang mengalami kondisi yang benar-benar ekstrim seperti kedua pandangan tersebut (selalu penuh konflik atau selalu dapat beradaptasi dengan baik). Kebanyakan remaja mengalami kedua situasi tersebut (penuh konflik atau dapat beradaptasi dengan mulus) secara bergantian (fluktuatif).

3.Pertumbuhan Fisik Remaja

Seseorang akan mengalami pertumbuhan fisik (tinggi dan berat badan) yang sangat pesat pada usia remaja yang dikenal dengan istilah growth spurt. Growth spurt merupakan tahap pertama dari serangkaian perubahan yang membawa seseorang kepada kematangan fisik dan seksual.

Pada usia 12 tahun, tinggi badan rata-rata remaja putra USA sekitar 150, sementara remaja putri sekitar 154 cm. Pada usia 18 tahun, tinggi rata-rata remaja putra USA sekitar 177 cm, sedangkan remaja putri hanya 163 cm. Kekepatan pertumbuhan tertinggi pada remaja putri terjadi sekitar usia 11 – 12 tahun, sementara pada remaja putra, dua tahun lebih lambat. Pada masa pertumbuhan maksimum ini, remaja putri bertambah tinggi badannya sekitar 3 inci, sementara remaja putra bertambah lebih dari 4 inci per tahunnya (Marshall, dalam Seifert & Hoffnung, 1987).

Seperti halnya tinggi badan, pertumbuhan berat badan juga meningkat pada usia remaja. Pertumbuhan berat badan ini lebih sulit diprediksi daripada tinggi badan, dan lebih mudah dipengaruhi oleh diet, latihan fisik, dan pola hidup.
Pada usia remaja, tubuh remaja putri lebih berlemak daripada remaja putra. Selama masa pubertas, lemak tubuh remaja putra menurun dari sekitar 18 – 19 % menjadi 11 % dari bobot tubuh. Sementara pada remaja putri, justru meningkat dari sekitar 21 % menjadi sekitar 26 – 27 % (Sinclair, dalam Seifert & Hoffnung, 1987).

Saat ini, remaja mengalami perubahan fisik (dalam tinggi dan berat badan) lebih awal dan cepat berakhir daripada orang tuanya. Kecenderungan ini disebut trend secular. Sebagai contoh, seratus tahun yang lalu, remaja USA dan Eropa Barat mulai menstruasi sekitar usia 15 – 17 tahun, sekarang sekitar 12 – 14 tahun. Di tahun 1880, laki-laki mencapai tinggi badan sepenuhnya pada usia 23 – 24 tahun dan perempuan pada usia 19 – 20 tahun, sekarang laki-laki mencapai tinggi maksimum pada usia 18 – 20 dan perempuan pada usia 13 – 14 tahun.

Trend secular terjadi sebagai akibat dari meningkatnya faktor kesehatan dan gizi, serta kondisi hidup yang lebih baik. Sebagai contoh, meningkatnya tingkat kecukupan gizi dan perawatan kesehatan, serta menurunnya angka kesakitan (morbiditas) di usia bayi dan kanak-kanak.

4.Pubertas

Pubertas adalah periode pada masa remaja awal yang dicirikan dengan perkembangan kematangan fisik dan seksual sepenuhnya (Seifert & Hoffnung, 1987). Pubertas ditandai dengan terjadinya perubahan pada ciri-ciri seks primer dan sekunder.

Ciri-ciri seks primer memungkinkan terjadinyanya reproduksi. Pada wanita, ciri-ciri ini meliputi perubahan pada vagina, uterus, tube fallopi, dan ovari. Perubahan ini ditandai dengan munculnya menstruasi pertama. Pada pria, ciri-ciri ini meliputi perubahan pada penis, scrotum, testes, prostate gland, dan seminal vesicles. Perubahan ini menyebabkan produksi sperma yang cukup sehingga mampu untuk bereproduksi, dan perubahan ini ditandai dengan keluarnya sperma untuk pertama kali (biasanya melalui wet dream).

Ciri-ciri seks sekunder meliputi perubahan pada buah dada, pertumbuhan bulu-bulu pada bagian tertentu tubuh, serta makin dalamnya suara. Perubahan ini erat kaitannya dengan perubahan hormonal. Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin, kemudian dilepaskan melalui aliran darah menuju berbagai organ tubuh.

Kelenjar seks wanita (ovaries) dan pria (testes) mengandung sedikit hormon. Hormon ini berperan penting dalam pematangan seksual. Kelenjar pituitary (yang berada di dalam otak) merangsang testes dan ovaries untuk memproduksi hormon yang dibutuhkan. Proses ini diatur oleh hypothalamus yang berada di atas batang otak.

5.Dampak Pertumbuhan Fisik terhadap Kondisi Psikologis Remaja

Pertumbuhan fisik yang sangat pesat pada masa remaja awal ternyata berdampak pada kondisi psikologis remaja, baik putri maupun putra. Canggung, malu, kecewa, dll. adalah perasaan yang umumnya muncul pada saat itu.

Hampir semua remaja memperhatikan perubahan pada tubuh serta penampilannya. Perubahan fisik dan perhatian remaja berpengaruh pada citra jasmani (body image) dan kepercayaan dirinya (self-esteem).

Ada tiga jenis bangun tubuh yang menggambarkan tentang citra jasmani, yaitu endomorfik, mesomorfik dan ektomorfik. Endomorfik banyak lemak sedikit otot (padded). Ektomorfik sedikit lemak sedikit otot (slender). Mesomorfik sedikit lemak banyak otot (muscular).

6.Masalah Kesehatan pada Remaja

Remaja merupakan usia paling sehat dibanding kanak-kanak dan dewasa karena sedikitnya penyakit yang dialami kelompok usia ini. Akan tetapi, remaja memiliki resiko kesehatan paling tinggi karena faktor kecelakaan, alkohol, narkoba, hamil diluar nikah, kebiasaan makan (diet) dan perilaku hidup sehat yang buruk

Referensi :
Seifert, K.L. & Hoffnung, R.J. (1987). Child and Adolescent Development. Boston : Houghton Mifflin Co.


UNTAIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA AWAL

Arti Pertumbuhan dan Perkembangan
Ada banyak pendapat yang berbeda tentang arti istilah “ Pertumbuhan “ dan “ Perkembangan ”. Kelanjutan Bab ini membahas tentang untaian pertumbuhan dan perkembangan remaja awal dengan tinjauan berbagai aspek fisik dan psikis.
Diskusi Tentang Arti Pertumbuhan dan Perkembangan
Beberapa pendapat ahli dalam hal ini dikemukakan sebagai bahan-bahan pertimbangan dalam menarik kesimpulan.

1.1) Menurut Drs. H.M Arifin, M. Ed, mengemukakan bahwa ” Pertumbuhan ” dan diartikan sebagai suatu penambahan dalam ukuran bentuk, berat atau ukuran Demensif tubuh serta bagian-bagiannya. Sedangkan ” Perkembangan ” menunjuk pada perubahan-perubahan dalam bentuk/bagian tubuh dan integrasi ke dalam satu kesatuan fungsional bila pertumbuhan itu berlangsung. Menurut Bonng Langfeld dan Weld, dicakup dalam satu kata Yaitu “ Kematangan “ Alasannya, manusia itu disebut Matang bila fisik dan psikisnya telah mengalami pertumbuhan dan perkembangan sampai pada tingkat-tingkat tertentu, contohnya seorang remaja dapat berkenan manakala organ-organ seks telah tumbuh dan sikap, perasaan, dan pikiran mereka telah berkembang dalam arti telah ada ketertarikan dengan lawan jenis. Sedangkan H.C Witherington dalam bukunya lagi diterjemahkan oleh M. Buchari, menguraikan bahwa makna istilah pertumbuhan, perkembangan, pendewasaan, pendidikan dan belajar.
1.2) Kesimpulan Arti Pertumbuhan dan Perkembangan
Sebagai pegangan kesimpulan yang dapat ditarik adalah
a) Keduanya bekerja dalam satu proses perubahan yang berkenaan dengan aspek-aspek fisik dan psikis individu.
b) Saling bertumpang tindih satu sama lain.
c) Pertumbuhan, lebih condong pemakainya bagi perubahan fisik individu. Sedangkan perkembangan lebih condong berkenaan dengan perubahan psikis yang tidak pernah lepas dari pengaruh lingkungan sekitar.
d) Dari segi hasilnya, pertumbuhan mudah diukur secara langsung, sedangkan perkembangan lebih sukar, sebab hanya melalui pengukuran gejala-gejalanya saja.

Pertumbuhan Dan Perkembangan fisik ( Jasmani ) Remaja Awal.
Secara umum, terjadi pertumbuhan dan perkembangan pisik yang sangat pesat dalam masa remaja awal ( 12/13 – 17/18 tahun ). Menurut Dr. Zakiah Daradjat, bahwa di antara hal yang kurang menyenangkan remaja, adalah adanya beberapa bagian tubuh yang cepat pertumbuhannya, sehingga mendahului bagian yang lain seperti kaki, tangan dan hidung yang mengakibatkan cemasnya rremaja melihat wajah dan tubuhnya yang kurang bagus. Hal lain yang dikhawatirkan adalah bentuk badan yang terlalu gemuk, kurus, pendek, tinggi (Jangkung). Wajah yang kurang tampan atau cantik, ada jerawatnya dan sebagainya.

Pertumbuhan Kelenjar-kelenjar Seks dan Perkembangan Seksual Remaja Awal.
Pertumbuhan kelenjar-kelenjar seks (Gonads) remaja, sesungguhnya merupakan bagian integral dari pertumbuhan dan perkembangan jasmani secara menyeluruh lebih jauh lagi, bahwa kematangan seksual dalam usia remaja awal dan parohan pertama remaja akhir mempunyai korelasi positif dengan perkembangan sosial mereka. Hal semacam ini ditunjukkan oleh hasil penelitian James dan Moore terhadap remaja yang berusia antara 12 – 21 tahun dengan jumlah sampel 535 orang. Perkembangan perilaku seksual yang lebih bersangkutan dengan diri remaja, diantaranya yang sangat menonjol dan penting adalah onani atau masturbasi. Hal-hal seperti tentang seks ini tentu saja berpengaruh terhadap minat mereka pada sekolah atau pelajaran.

Pertumbuhan Otak dan Perkembangan Kemampuan Remaja Awal
Pertumbuhan otak anak wanita mengikat lebih cepat dalam usia 11 tahun dibandingkan pertumbuhan otak pria, tetapi pertumbuhan otak anak pria di usia 13 tahun meningkat 2 kali lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan pertumbuhan anak wanita seusia.
Selain itu terdapat pula bukti-bukti hasil penelitian yang menyimpulkan hal yang menyangkut pola dan cara berpikir remaja cenderung mengikuti orang-orang dewasa yang telah menunjukkan kemampuan berpikirnya. Ini mengisyaratkan adanya sisi positif dari perkembangan kemampuan psikis remaja awal. Sisi positif pertumbuhan otak dan perkembangan kemampuan pikir remaja, memanglah berimplikasi terhadap praktek-praktek pendidikan di sekolah.

Perkembangan ( dua pertumbuhan ) sikap, perasaan emosi, remaja awal, sikap perasaan/emosi seseorang telah ada 2 berkembang semenjak ia bergaul dengan lingkungan. Timbul sikap, perasaan / emosi itu (positif atau negatif) merupakan produk pengamatan dan pengalaman induvidu secara unik dengan benda fisik lingkungannya. Dengan orang tua dan saudara, serta pergaulan sosial yang labih luas perasaan yang sangat takuti oleh remaja adalah takut dikucilkan atau tersindir dari kelompoknya. Rasa sedih merupakan sebagaian emosi yang sangat menonjol dalam massa remaja awal. Sebaliknya perasaan gembira biasanya akan nampak manakala si remaja mendapat pujian, terutama pujian terhadap diri atau hasil usahanya. Bentuk – bentuk emosi yang sering muncul dalam masa remaja awal adalah marah, malu, takut, cemas, cemburu, iri hati, sedih, gembira, kasih sayang ingin tahu.
Perkembangan minat/ cita-cita remaja awal
Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kencenderungan lain yang mengarahkan induvidu kepada suatu pilihan tertentu, sedangkan cita-cita merupakan perwujudan dari minat.
Bentuk – bentuk minat / cita-cita yang dipunyai remaja awal, sangat beragam bentuknya seperti minat pribadi dan sosial. Minat terhadap rekreasi, minat terhadap agama dan terhadap sekolah.

Perkembangan pribadi, sosial dan Moral remaja awal
Pribadi diartikan sebagai organisme yang dinamis dalam sistem pisik dan pisikis yang menentukan keunikan sesorang menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Remaja dengan citra dirinya, menilai diri sendiri dan menilai lingkungannya terutama lingkungan sosial misalnya remaja menyadari adanya sifat-sifat sikap sendiri yang baik dan buruk. Moral adalah sebagai standar yang muncul dari agama dan lingkungan sosial remaja, memberikan konsep yang baik dan buruk, patut dan tidak, layak dan tidak layak secara mutlak

Karakteristik dan Perbedaan Individu


google)
Karakteristik manusia (sumber:google)
Dalam dunia pendidikan terdapat berbagai macam faktor yang faktor yang lain dengan satunya memiliki andil dalam pendidikan. Salah satu tugas yang diemban oleh para pendidik adalah memahami akan berbagai faktor pendukung pendidikan tersebut. Diantara berbagai faktor tersebut adalah bagaimana para pendidik bisa memahami akan situasi dan kondisi, baik lingkungan maupun peserta didik itu sendiri.
Peserta didik sebagai obyek dari pendidikan sangat urgen untuk diperhatikan dari berbagai faktor. Faktor tersebut yang harus diperhatikan adalah tahap perkembangan dari peserta didik tersebut. Diantara perkembangan perserta didik tersebut adalah bagaimana dari individu dan karakteriststiknya
dari paparan singkat diatas, maka kami akan mencoba menyajikan dalam tulisan ini apakah itu sebenarnya individu dan karakteristiknya. Sebab dalam dunia pendidikan kita perlu untuk mengetahui segala perkembangan peserta didik termasuk dari individu-individu dan karakteristik peserta didik tersebut.
A. Pengertian Individu
Manusia adalah mahluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang . sejak ratusan tahun sebelum Isa, manusia telah menjadi obyek filsafat, baik obyek formal yang mempersoalkan hakikat manusia maupun obyek material yang mempersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia dengan berbagai kondisinya. Sebagaimana dikenal adanya manusia sebagai mahluk yang berpikir atau homo sapiens, mahluk yang berbuat atau homo faber, mahluk yang dapat dididik atau homo educandum dan seterusnya.
Dalam kamus Echols & Shadaly (1975), individu adalah kata benda dari individual yang berarti orang, perseorangan, dan oknum. Berdasarkan pengertian di atas dapat dibentuk suatu lingkungan untuk anak yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi yang dimilikinya dan akan membawaperubahan-perubahan apa saja yang diinginkan dalam kebiasaan dan sikap-sikapnya.
Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan. . pada awal kehidupannya bagi seorang bayi mementingkan kebutuhan jasmaninya, ia belum peduli dengan apa saja yang terjadi diluar dirinya. Ia sudah senang bila kebutuhan fisiknya sudah terpenuhi. Dalam perkembangan selanjutnya maka ia akan mulai mengenal lingkungannya, membutuhkan alat komunikasi (bahasa), membutuhkan teman, keamanan dan seterusnya. Semakin besar anak tersebut semakin banyak kebutuhan non fisik atau psikologis yang dibutuhkannya.
B.Karakteristik Individu
Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan karakteristik yang memperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan merupakan karakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis.
Natur dan nature merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menjelaskan karakteristik-karakteristik individu dalam hal fisik, mental, dan emosional pada setiap tingkat perkembangan. Seorang bayi yang baru lahir merupakan hasil dari dua garis keluarga, yaitu garis keturunan ayah dan garis keturunan ibu. Sejak terjadinya pembuahan atau konsepsi kehidupan yang baru, maka secara berkesinambungan dipengaruhi oelh bermacam-macam faktor lingkungan yang merangsang.
A. Perbedaan Individu
Dalam aspek perkembangan individu, dikenal ada dua fakta yang menonjol, yaitu (i) semua diri manusia mempunyai unsur-unsur kesamaan didalam pola perkembangannya, dan (ii) di dalam pola yang bersifat umum dari apa yang membentuk warisan manusia – secara biologis dan sosial – tiap-tiap individu mempunyai kecenderungan berbedA. Perbedaan-perbedaan tersebut secara keseluruhan lebih banyak bersifat kuantitatif dan bukan kualitatif.
Makna “perbedaan” dan “perbedaan individual” menurut Lindgren (1980) menyangkut variasi yang terjadi, baik variasi pada aspek fisik maupun psikologis.
Adapun bidang-bidang dari perbedaannya yakni:
1. Perbedaan kognitif
Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan tehnologi. Setiap orang memiliki persepsi tentang hasil pengamatan atau penyerapan atas suatu obyek. Berarti ia menguasai segala sesuatu yang diketahui, dalam arti pada dirinya terbentuk suatu persepsi, dan pengetahuan itu diorganisasikan secara sistematik untuk menjadi miliknya.
2.Perbedaan kecakapan bahasa
Bahasa merupakan salah satu kemampuan individu yang sangat penting dalam kehidupan. Kemampuan tiap individu dalam berbahasa berbeda-beda. Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan seseorang untuk menyatakan buah pikirannya dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat yang penuh makna, logis dan sistematis. Kemampuan berbaha sangat dipengaruhi oleh faktor kecerdasan dan faktor lingkungan serta faktor fisik (organ bicara).
3. Perbedaan kecakapan motorik
Kecakapan motorik atau kemampuan psiko-motorik merupakan kemampuan untuk melakukan koordinasi gerakan syarat motorik yang dilakukan oleh syaraf pusat untuk melakukan kegiatan.
4. Perbedaan Latar Belakang
Perbedaaan latar belakang dan pengalaman mereka masing-masing dapat memperlancar atau menghambat prestasinya, terlepas dari potensi individu untuk menguasai bahan.
5. Perbedaan bakat
Bakat merupakan kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir. Kemampuan tersebut akan berkembang dengan baik apabila mendapatkan rangsangan dan pemupukan secara tepat sebaliknya bakat tidak berkembang sama, manakala lingkungan tidak memberi kesempatan untuk berkembang, dalam arti tidak ada rangsangan dan pemupukan yang menyentuhnya.
6. Perbedaan kesiapan belajar
Perbedaan latar belakang, yang mliputi perbedaan sisio-ekonomi sosio cultural, amat penting artinya bagi perkembangan anak. Akibatnya anak-anak pada umur yang sama tidak selalu berada pada tingkat kesiapan yang sama dalam menerima pengaruh dari luar yang lebih luas.***

BAB I
KARAKTERISTIK DAN PERBEDAAN INDIVIDU
A. Individu dan Karakteristiknya
1. Pengertian Individu
Manusia secara utuh artinya manusia sebagai pribadi yang merupakan pengejawantahan menungalnya bergabagi cirri antar berbagai segi, yaitu antara segi individu dan social, jasmani dan rohani, serta dunia dan akhirat.
Individu artinya tidak bias dibagi, tidak dapat dipisahkan, keberadaannya sebagai makhluk yang pilah, tunggal dan khas. Individu yang berarti orang, perseorangan yang diinginkan (Echlos, 1975 : Sunarto, dkk : 1994)
2. Karakteristik Individu
Karakteristik bawaan merupakan karakter keturunan yang dibawa sejak lahir, baik berkaitan dengan factor biologis maupun social psikologis. Kepribadian, prilaku apa yang diperkuat, dipikirkan, dan dirasakan oleh seseorang (individu) merupakan hasil diri perpduan antara factor biologis sebagaimana unsure bawaan dan pengaruh lingkungan.

B. Perbedaan Individu
Sifat individual adalah sifata yang berkaitan dengan orang perseorangan, berkaitan perbedaan individual dengan perseorangan.

Garry pada 1963 (Hartomo, dkk.1994) mengkategorikan perbedaan individu, sbb:
a. Perbedaan fisik
b. Perbedaan sosial
c. Perbedaan kepribadian
d. Perbedaan kemampuan
e. Perbedaan kecakapan atau kepandaian disekolah

a. Perbedaan Kognitif
Mewnurut Bloom, proses belajar, baik disekolah maupun diluar sekolah. Menghasilkan dan pembentukan kemampuan yang dikenal sebagi taxonomy Bloom, yaitu kemampuan kognitif. Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan tekonologi. Tingkat kemampuan kognitif tergambar pada hasil belajar yang diukur dengan tes hasil belajar. Tes hasil belajar nilai kemampuan kognitf yang bervariasi. Kemampuan kognitif berkolerasi posotif dengan tingkat kecerdasan seseorang.
b. Perberdaan dalam Kecakapaan Bahasa
Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan individu untuk menyatakan buah pikiran dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat bermakna, logis dan sistematis, yang dipengaruhi oleh factor kecerdasan dan factor lingkungan, termasuk factor fisik yakni orang berbicara.

c. Perbedaan dalam Kecakapan Motorik
Kecakapan motorik atau kemampuan untuk melakukan koordinasi kerja syaraf pusat (otak) untuk melakukan kegiatan.
Ransangan saraf sensorissaraf pusatmotorikgerakan
Kemampuan motorik dipengaruhi kematanga fisik dan tingkat kempuan berfikir.

d. Perbedaan dalam Latar Belakang
Latar belakang individu dimaksud dibedakan dari factor dalam dan luar dirinya. Factor dari dalam : kecerdasan, kemampuan, bakat, dll. Factor dari luar : social ekonomi, pola sikap orangtua, dll.

e. Perbedaab dalam Bakat
Bakat adalah kemampuan khusus yang dibaca sejak lahir, kemampuan tersebut akan berkembang dengan baik bila mendapat ransangan / kesemapatan dan pemupukan secara tepat.

f. Perbedaan dalam Kesiapan Belajar
Kesiapan belajar individu didukung oleh kematangan fisik, mental, umur, kesehatan, dan pengalaman-pengalaman hasil persepsi dan perhatiannya terhadap lingkungan.

C. Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan
a. Pertumbuhan fisik  perubahan menjadi lebih panjang, prosesnya sejak anak belum lahir sampai dewasa.
b. Intelek  diakali dengan kemapuan mengenal dunia luar. Intelek atau pola piker searah dengan pertumbuahan saraf otak.
c. Baka khusus  salah satu kemampuan untuk bidang tertentu seperti bidang seni, olahraga, keterampilan.
d. Emosin merupakan gejala peresaan yang disertai dengan perubahan atau perilaku fisik
e. Social  diawali dengan mengenali lingkungan yang terdekat. Setiap orang akhirnya mengenal bahwa manusia itu saling membantu dan dibantu, member dan diberi dari masa bayi melainkan masa kanak-kanak

BAB II
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA
A. Hakikat Pertumbuhan dan Perkembangan
- Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut ukuran dan struktur biologis. Pertumbuhan adalah secara fisiologis sebagai hasil dari proses kuantitatif fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak sehat dalam perjalanan waktu tertentu.
- Menurut Libert, Paulus dan Staus, perkembangan adalah proses perubahan dalam pertumbuhan dalam suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungan. Soesilo Windradini menyatakan perkembangan tidak berlangsung secara otomatis, tapi bergantung pada beberapa factor :
1. Hereditas
2. Lingkungan
3. Kematangan fisik dan psikis
4. Aktivitas anak sebagai subyek yang berkemauan

B. Aspek-aspek Pertumbuhan dan Perkembangan Individu
Meliputi aspek-aspek intelektual, emosi, bahasa, social, bakat khusus, nilai dan moral, serta sikap.

C. Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan Berkenaan dengan Perkembangan Individu
1. Dapat terjadi perubahan, diantaranya :
a. Bimbingan dan bantuan orang lain
b. Cara-cara menghadapi anak
c. Motivasi interinsik yang kuat
d. Pengalaman yang menyenangkan atau tidak yang tidak menyenangkan
2. Perkembangan disebabkan karena kematangan dan belajar/latihan
3. Semua individu berbeda
4. Setiap periode perkembangan mempunyai kekhususan


-Karakteristik Pembelajaran- 


Hakikat Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik bag 1

Hakikat Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik
Bag 1
Dengan mempelajari perkembangan peserta didik kita akan inemperoleh beberapa keuntungan. Pertama, kita akan mempunyai ekspektasi yang nyata tentang anak dan remaja. Dari psikologi perkembangan akan diketahui pada umur berapa anak mulai berbicara dan mulai mampu berpikif abstrak. Hal-hal itu merupakan gamharan umum yang terjadi pada kebanyakan anak, di samping itu akan diketahui pula pada umur berapa anak tertcntu akan memperoleh keterampilan perilaku dan emosi khusus. Kedoa, pengetahuun tentang psikologi perkembangan anak membantu kita untuk merespons sebagaimana mestinya pada perilaku tertentu dari seorang anak. Bila seorang anak dari Taman Kanak-kanak tidak man sekolah lagi karena diganggu temannya, apa yang harus dilakukan oleh guru dan orang tuanya? Dila anak selalu ingin merebut mainan temannya apakah dibiarkan saja? Psikologi perkembangan akan membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dan menunjukk’an sumber-sumber jawaban serta pola-pola anak mengenai pikiran, perasaan dan perilakunya. Ketiga, pengetahuan tentang perkembangan anak akan membantu mengenali berbagai penyimpangan dari perkembangan yang normal. Bila anak umur dua tahun belum berceloteh (banyak bicara) apakah dokter dan guru harus mengkhawatirkannya? .Bagaimana bila hal itu terjadi pada anak umur tiga atau empat tahun? Apa yang perlu dilakukan bila remaja umur lima belas tahun tidak mau lagi sekolah karena keinginannya yang berlebihan yaitu ingin melakukan sesualu yang menunjukkan sikap “jagoan”? Jawaban akan lebih mudah diperoleh apabila kita mengetahui apa yang biasanya terjadi pada anak atau remaja. Keempat, terakhir, dengan mempelajari perkembangan anak akan membantu memahami diri sendiri. Psikologi perkembangan akan secara terbuka mengungkap proses pertumbuhan psikologi, proses-proses yang akan dialami pada kehldupan sehari-hari. Yang lebih penting lagi, pengetahuan ini akan membantu kita memahami apa yang kita alami sendiri, misalnya mengapa masa puber kita lebih awal atau lebih lambat dibandingkan dengan teman- teman lain. Berikut ini adalah beterapa hal yang mendasari pentingnya mengetahui pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
1. Masa Perkembangan Yang Cepat
Pada anak terjadi pertumbuhan-pertvimbuhan yang cepat dibandingkan dengan perubahan-perubahati yang dialami species lain. Perubahan flsik, misalnya pada tahun pertama lebih cepat dari pada talvm-tahun berikutnya. Hal yang sama terjadi juga pada perubalian yang menyangkut interaksi sosial, perolehan dan penggunaan, bahasa,. kemampuan mengingat serta berbagai
fungsi lainnya.
2. Pengaruh yang lama
Alasan lainnya mengapa mempelajari anak ialah bahwa peristiwa- peristiwa dan pengalaman-pengalaman pada tahun-tahun awal menunjukkan pengaruh yang lama dan kuat terhadap perkembangan individu pada masa- masa berikjtn/a. Kebanyakan ahli teoii psikologi berpsndapat bahwa apa yang terjadi hari-ini sangat’banyak ditentukan oleh perkembangan kita sebagai anak.
3. Proses yang kompleks
Sebagai peneliti yang mencoba memalnmi perilaku orang dewasa yang kompleks, berpendapat bahwa mengkaji tentang bagaimana perilaku itu pada saat masih sederhana akan sangat berguna. Misalnya ialah bahwa kebanyakan orang dapat membuat kalimat yang panjang dan dapat mengerti oleh orang lain. Manusia mampu berkomunikasi dari cara yang sederhana sampai yang kompleks karena bahasa yang dipergimakan mengikuti aturan-aturan tertentu. Tetapi menentukan apa aturan itu dan bagaimana menggunakan adalah sulit. Suatii pendekatan terhadap masalah ini adalnh dengan mempelajari proses kemampuan ‘berbahasa. Anak membentuk kalimat yang hanya terdiri atas saiu atau dua kata, kalimat itu muncul dengan mengikuti aturan yang diajarkan orang dewasa. Dengan mengkaji kalimat pertama”tersebut para peneliti bahasa bertambah wawasannya tentarg mekanisme cara berbicara orang dewasa yang lebih kompleks.
4. . Nilai yang ditempatkan
Kebanyakan ahli psikologi perkembangan melakukan penelitiannya dalam laboratorium dan sering kali mengkaji pertanyaan-perianyaan teoritis berdasarkan hasil penelitiannya. Produk penelitian ini kadang-kadang dapat diterapkan di dunia nyata. Misalnya penelitian tentang tahap awal perkembangan sosial yang secara relevan berkaitnn dengan orang tua tentang peranannya dalam kehidupannya sehari-hari, percobaan tentang strategi pemecahan masalah pada anak akan memberikan informasi berharga mengenai metode mengajar yang baik. Hasil dari penelitian atau pengkajian teoritis dapat secara langsung atau tidak dapat mempengaruhi pbla pendidikan atau pengajaran.
5. Masalah yang menarik
Anak merupakan makhluk yang mengagumkan dan penuh teka-teki serta menarik untuk dikaji. Kemudahan anak umur dua talnin untuk mempelajari bahasa ibunya dan kreativitas anak untuk bermain dengan temannya merupakan dua hal dari karakterstik atiak yang sedang berkembang. Misalnya banyak lagi hal-hal yang berka’itan dengan perkembangan anak yang merupakan mister! dan menarik. Dalari hal ini ilmu pengetahuan Iebih banyak menjumpai pertanyaan-pertanyaan da”i pada jawabannya. .
A. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN
Sejak- awal tahun 1980-an semakin diakuinya pengaruh keturunan (genetik) terhadap perbedaan individu. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian perilaku genetik yang mendukung, pentingnya pengaruh keturunan menunjukkan tentang pentingnya pengaruh lingkungan. Perilaku yang kompleks yang menarik minat para ahli psikologi (misalnya temperamen, kecerdasan dan kepribadian) mendapat pengaruh yang sama kuatnya baik dari faktor-faktor lingkungan maupun keturunan (genetik).
Aspek apa sajakah yang mempengaruhi faktor genetik? Menurut Santrok (1992), banyak aspek yang dipengaruhi laktor genetik. Para ahli genetik menaruh minat yang sangat besar untuk mengetahui dengan pasti tentang variasi karakteristik yang dapat dipengaruhi oleh faktor genetik. Kecerdasan dan temperamen merupakan aspek-aspek-yang paling banyak ditelaah yang dalam perkembangannya dipengaruhi oleh keturunan.

1. Kecerdasan
. Arthur Jensen (1969) mengemukakan pendapatnya bahwal kecerdasan itu diwariskan (ditururikan). la juga mengemukakan bahwa lingkungan dan budaya hanya mempunyai peranan minimal dalam kecerdasan. Dia telah melakukan beberapa penelitian tentang kecerdasan, di antaranya ada yang membandingkan tentang anak kembar yang berasal dari satu telur (identical twins) dan yang dari dua telur (fraternal twins). Identical hvins memiliki genetik yang identik, karena itu kecerdasan (IQ) s^harusnya sama. Fraternel twins pada anak sekandung genetiknya tidak sama karena itu IQ-nya pun tidak sama. Menurut Jensen bila pengaruh lingkungan lebih penting pada identical ftiv’m yang dibesarkan pada aua lingkungan yang berbeda, seharusnya menunjukkan IQ yang berbeda pula. Kajian terhadap hasil penelitian menunjukkan bahwa identical t\vins yang dibesarkan pada dua lingkungan yang berbeda korelasi rata-rata IQ-nya. 82. Dua saudara sekandung yang dipelihara pada dua lingkungan yang berbeaa korelasi rata-rata IQ-nya, 50.
Banyak ahli-ahli yang mengkritik Jensen. Salah seorang di antaranya mengkritik tentang definisi kecerdasan itu sendiri. Menurut Jensen IQ yang diukur dengan tes kecerdasan yang baku merupakan indikator kecerdasan yang baik. Kritik dari ahli lain ialah bahwa tes IQ hanya menyentuh sebagian kecil saja dari kecerdasan. Cara individu niemecahkan masalah sehari-hari. penycsuaian dirinya terhadap lingkungan kerja dan lingkungan sosial, merupakan aspek-aspek kecerdasan yang penting dan tidak terukur oleh tes kecerdasan baku yang digunakan oleh Jensen. Kritik kedua menyatakan bahwa kebanynkan .penelitian tentang keturunan dan lingkungan tidak mencakup lingkungan-lingkungan yang berbeda secara radikal. Karena itu tidaklah mengherankan bahwa studi tentang genetik menunjukkan bahwa lingkungan mempunyai pengaruh yang lemah terhadap kecerdasan.
Menurut Jensen pengaruh keturunan terhadap kecerdasan sebesar 80 person. Kecerdasan memang dipengaruhi oleh keturunan tetapi kebanyakan ahli perkembangan menyatakan bahwa penganih itu berkisar sekitar 50 persen.
2. Temperamen
Temperamen adalah gaya-perilaku karakteristik individu dalam merespons. Ahli-ahli perkembangan sangat tertarik mengenai temperamen bayi. Sebagian bayi sangat aktif menggerak-gerakkan tangan, kaki dan mulutnya dengan keras, sebagian lagi lebih tenang, sebagian anak menjelajahi lingkungannya dengan giat parta vvaktu yang lama dan sebagian lagi tidak demikian. Slebagian bayi merejpons orang Iain dengan hangat, sebagai lagi pasif dart acuh tidak acuh. .Gaya-gaya perilaku tersebut di atas menunjukkan temperamen seseorang.
Menurut Thomas & Chess (1991) ada tiga tipe dasar temperamen yaitu mudah, sulit, dan lambat untuk dibangkitkr>n:
a. Anak yang mudah umumnya mempunyai suasana hati yang positif dan dapat dengan cepat membentuk kebiasaan yang teratur, serta dengan mudah pula menyesuaikan diri dengan pengalaman baru.
b. Anak yang sulit cenderung untuk bereaksi secara negatif serta sering menangis dan lambat untuk menerima pengalaman-pengalaman baru.
c. Anak yang lambat untuk dibangkitkan mempunyai tingkat kegiatan yang rendah, kadang-kadang negatif, dan penyesuaian diri yang rendah dengan lingkungan atau pengalaman baru.
Beberapa ahli perkembangan, termasuk Chess dan Thomas, Berpendapat bahvva temperamen adalah karakteristik bayi yang baru lahir dan akan dibentuk dan dimodifikasi oleh pengalaman-pengalaman anak pada masa-masa berikutnya. Para peneliti menemukan bahwa indeks pengaruh lingkungan terhadap temperamen sebesar .50 sampai .60 menunjukkan lemahnya pengaruh tersebut. Kekuatan pengaruh ini biasanya menurun saat anak itu tumbuh menjadi- lebih besar. Menetap atau konsisten tidaknya temperamen bergantung kepada “kesesuaian” hubtingan antara anak dengan orang tuanya. Orang tua mempengaruhi anak, tetapi anak pun mempengartihi orang tua. Orang tua dapat menjauh dari anaknya yang sulit, atau mereka dapat menegur dan menghukumnya, hal ini akan menjadikan anak yang sulit menjadi lebih sulit lagi. Orang tua yang luwes dapat inemberi pengaruh yang menen’angkan terhadap anak yang sulit atau akan tetap menunjukkan kasih sayang walau anak menjauh atau berkeras kepala.
Dengan singkat dapat dikatakan bahwa keturunan mempengaruhi temperamen. Tingkat pengaruh ini bergantung pada respons orang tua terhadap anak-anaknya dengan pengalaman-pengalaman masa kecil yang ditemui dalani lingkungan.

3. Interaksi keturunan lingkungan dan perkembangan
Keturunan dnn lingkungan berjalan bersama atau bekerja sama dan menghasilkan individu dengan kecerdasan, temperamen tinggi dan berat badan, minat yang khas. Bila seorang gadis cantik dan cerdas terpilih menjadi ketua OSIS, apakah k:ta akan berkesimpulan bahwa keberhasilannya itu hanya karena lingkungan atau lainnya karena keturunannya? tentu saja karena keduanya. Karena pengaruii lingkungan bergantung kepada karakteristik genetik, maka dapat dikatakan bahwa antara keduanya. terdapat interaksi.
Pengaruh genetik terhadap kecerdasan terjadi pada awal perkembangan anak dan berlanjut terus sr.mpai dewasa. Kita ketahui pula bahwa dengan dibesarkan pada kelur.rga yang sama dapat terjadi perbedaan kecerdasan secara individual dengan varjasi yang kecil pada kepribadian dan minat. . Salah satu alasan terjadinya hal itu ialah mungkin karena keluarga mempunyai penekanan yang sama kepada anak-anaknya berkenaan dengan perkembangan kecerdasan yaitu dengan mendorong anak mencapai tingkal tertinggi. Mereka tidak mengarahkan anak ke arah minat dan kepribadian yang sama. Kebanyakan orang tua menghendaki anaknya untuk mencapai tingkat kecerdasan di atas rata-rata.
Apakah yang .perlu diketahui tentang interaksi antara keturunan dengan lingkungan dalam perkembangan? Kita perlu mengetahui lebih banyak tentang interaksi tersebut dalam perkembangan yang berlangsung normal. Misalnya, apakah arti perbedaan IQ antara dua orang sebesar 95 dan 1257 Untuk dapat menjawabnya diperlukan informasi tentang pengaruh-pengaruh budaya dan genetik. Kita pun perlu mengetahui pengaruh keturunan terhadap seluruh siklus kehidupan. Contoh lain pubertas dan menopause bukanlah semata-mata hasil lingkungan, walaupun pubertas dan menopause dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti nutrisi, berat, obat-obatan dan kesehalan, evolusi dasar dan program genetik. Pengaruh keturunan pada pubertas dan menopause tidak dapat diabaikan.
B FASE-FASE PERKEMBANGAN
Setiap orang berkembang dengan karakteristik tersendiri. Hampir sepanjang waktu perhatian kita tertuju pada keunikan masing-masing. Sebagai manusia, sctiap orang melalui jalan-jalan yang umum. Setiap diri kita mulai belajar berjalan pada usia satu tahun, berjalan pada usia dua tahun, tenggelam pada -permainan fantasi pada niasa kanak-kanak dan belajar mandiri pada usia remaja.
Apakah yang dimaksud oleh para ahli psikologi dengan perkembangan individu? Menurut Santrok dan Yussen (1992) perkembangan adalah pola gerakan atau perubahan yang dimulai pada saat terjadi pembuahan dan berlangsung terus selama siklus kehidupan. Dalam perkembangan terdapat pertumbuhan. Pola gerakan itu kompleks karena merupakan hasil (produk) dari beberapa proses: proses biologis, proses kogm’tif dan proses sosial.
Proses-proses biologis meliputi perubahan-perubahan fisik individu. Gen yang diwarisi dari orang tua, perkembangan otak, penambahan tinggi dan berat, keterampilan motorik, dan perubahan-perubahan hormon pada masa puber mencerminkan peranan proses-proses biologis dalam perkembangan.
Proses kognitif meluputi perubahan-perubahan yang terjadi pada individu mengenai pemikiran, kecerdasan dan bahasa. Mengamati gerakan mainnn bayi yang digantung, menghubungkan dua kata menjadi kalimat, menghafal. puisi dan memecahkan soal-soal matematik» mencerminkan peranan proses-proses kognitif dalam perkembangan anak.
Proses-proses sosial meliputi perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan individu dengan orang lain, perubahan-perubahan dalam emosi dan perubahan-perubahan dalam kepribadian. Senyuman bayi srbagai respons terhadap sentuhan ibunya, sikap agiesif anak laki-laki terhadap teman mainnya, kewaspadaan seorang gadis terhadap lingkungannya mencerminkan peranan proses sosial dalam perkembangan anak.
Hendaknya selalu diingat bahwa antara ketiga proses, yaitu biologis, kognitif, dan sosial terdapat jalinan yang kuat. Anda akan mengetahui bagaimana proses sosial membentuk proses-proses kognilif. Akan sangat membantu untuk mempelajari berbagai proses yang mempengaruhi perkembangan anak dengan tetap mengingat bahwa Anda sedang mempelajari perkembangan anak yang terintegrasi sebagai manusia seutuhnya dan memiliki seutuhnya dan memiliki kesatuan jiwa dan raga.
Perubahan pada perkembangan merupakan produk dari proses-proses biologis, kognitif dan sosial. Proses-proses itu terjadi pada perkembangan manusia yang berlangsung pada keseluruhan siklus hidupnya.
Untuk memudahkan pemahaman tentang perkembangan maka dilakukan pembagian berdasarkan waktu-waktu yang dilalui manusia dengan sebutan fase. Santrok dan Yussen membaginya atas lima yaitu: fase pranatal (saat dalam kandungan), fase bayi, fase kanak-kanak awal, fase anak akhir dan fase remaja. Perkiraan waktu ditentukaii padn setiap fase tintuk memperoleh gambaran waktu suatu fase itu dimulai dan berakhir.

1.Fase pra natal (saat dalam kandungan) adalah waktu yang terletak antara masa pembuahan dan masa kelahiran. Pada saat ini terjadi pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel menjadi satu organisme yang lengkap dengan otak dan kemampunn berperilaku, dihasilkan dalam
waktu Iebih kurang sembilan bulan.
2.Fase bayi adalah saat perkembangan yang brrlangsung sejak lahir sampai 18 atau 24 bulan. Masa ini adalah masa ynng sangat. Bergantung kepada orang tua. Banyak kegiatan-kegiatan psikologis yang baru dimulai misalnya; bahasa, koordinasi sensori motor dan sosialisasi.
3.Fase kanak-kanak awal adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak akhir masa bayi sampai 5 atau 6 tahun, kadang-kadang disebut masa pra sekolah. Selama fase ini mereka belajnr melakukan sendiri banyak hal dan berkembang keterampilan-keteranipilan yang berkaitan dengan kesiapan unttik bersekolah dan memanfaatkan waktu selama beberapa jam untuk bermain sendiri ataupun dengan temannya. Memas.uki kelas satu SD menandai berakhirnya fase ini.
4.Fase kannk-knnak tengah dan akhir adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak kira-kira umur 6 sampai 11 tahun, sama dengan masa usia sekolr.h dasar. Anak-anak menguasai keterampilan-keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung. Secara formal mereka mulai
memastiki dunia yang lebih luas dengan budayanya. Pencapaian prestasi menjadi arah perhatian pada dunia anak, dan pengendalian diri sendiri bertambah pula.

Masa remaja adalah masa perkembangan yang merupakan transisi dr.ri masa Nanak-kanak ke masa dewasa? aval, yang dimulai kira-kira timur 10 sampai 12 tahun dan berakhir kira-kira umur 18 sampai 22 tahun. Remaja mengalami perubahan-penibahan fisik yang sangat cepat, perubahan perbandingan ukuran bagian-bagian badan, bcrkembangnya karakteristik seksual seperti membesarnya payudara, tumbuhnya rambut pada bagian tertentu dan perubahan sua.a. Pada fase ini dilakukan upaya-upaya untuk mandiri dan pencarian identifas diri. Pemikirannya Iebih !ogis, abstrak dan idealis. Semakin lama banyak waktu dimanfaatkan di luar.keluarga.
Pada saat ini para ahli perkenibangan tidak lagi berpendapat b.ilnva perubahan-perubahan akan berakhir pada fase ini. Mereka mengatakan bahwa perkembangan merupakan proses yang terjadi sepanjang hayat.
Sumber Buku Perkembangan Peserta Didik oleh Mulyani Sumantri


Hakikat Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik ( bag 2 ) !!!!!!!!!

Hakikat Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik
Bag 2
POLA-POLA PERKEMBANGAN AFEKTIF PADA MANUSIA
Seorang ahli teori psikoanalisa dan sekaligtis seorang pendidik, Erik H. Erikson mengemukakan bahwa perkembangan manusia adalah sinfesis dari tugas-tugas perkembangan dan tugas-tugas sosial. Teorinya itu kemudian diterbitkan sebagai bukunya yang pertama dengan judul Childhood and Society. Dikemukakannya prla bahwa perkembangan afektif merupakan dasar perkembangan manusia. Erikson melahirkan teori perkembangan afektif yang terdiri atas delapan tahap.
1. Trust vs Mistnis/Kepercayaan dasar (0;0 -1;0)
Bay! yang kebutuhannya terpenuhi waktu ia bangun, keresahannya segera terhapus, selalu dibuai dan diperlakukan sebaik-baiknya, diajak main dan bicara, akan turnbiih perasaannya bahwa dunia ini tempat yang aman dengan orang-orang di sekitarnya yang selalu bersedia menolong dan dapat dijadikan tempat ia menggantungknn nasibnya. Jika pemeliharaan terhadap bayi itu tidak menetap, tidak memadai sebagaimana mestinya, serta terkandung di dalarnnya sikap-sikap menolak, akan turnbuhlah pada bayi itu rasa takut serta ketidak-percaya.in yang mendasar terhadap dunie sekelilingnya dan terhadap orang-orang di sekitarnya. Perasaan ini akan terus terbawa pada tingkat-tingkat ptrkembanpan berikutnya.
2. Autonomy vs Shame and Doubt/Otonomi (1;0 – 3;0)
Pada tahap ini Erikson melihat munculnya autonomy. Dimensi autonomy ini timbulnya karena adanya kemampuan motoris dan mental anak. Pada saat ini bukan hanya berjalan, tetapi juga memanjat, menutup-membuka menjatuhkan, menarik dan mendorong, memegang dan melepaskan. Anak sangat bangga dengan kemampuannya ini dan ia ingin melakukan banyak hal sendiri. Orang tua sebaiknya menyadari bahwa anak butuh melakukan sendir hal-hal yang sesuai dengan kemampuannya menurut langkah dan waktunya; sendiri. Anak kemudian akan mengembangkan perasannya bahwa ia dapat mengendalikan otot-ototnya, dorong-dorongannya, serta mengendalikan diri dan lingkungannya.
Jika orang dewasa yang mengasuh dan membimbing anak tidak sabar dan selalu membantu mengerjakan segala sesuatu yang sesungguhnya dapat dikerjakannya sendiri oleh anak itu, maka akan tumbuh pada anak itu rasa; malu-malu dan ragu-ragu. Orang tua yang terlalu melindungi dan selalu mencela hasil pekerjaan anak-anak, berarti telah memupuk rasa malu dan ragu yang berlebihan sehingga anak tidak dapat mengendalikan dunia dan dirinya sendiri,
Jika anak,meninggalkan masa perkembangan ini dengan autonomi yang lebih kecil daripada rasa malu dan ragu, ia akar mengalami kesulitan untuk memperoleh autonomi pada masa remaja dan masa dewasanya. Sebaliknya anak yang dapal melalui masa ini dengan adanya keseimbangan serta dapat mengatasi rasa malu dan ragu dengan rasa outonomus, maka ia sudah siap menghadapi siklus-siklus kehidupan berikutnya. Namun demikian keseimbangan yang diperoleh pada masa ini dapat berubah ke arah positif maupun negatif oleh perisliwa-peristiwa di masa selanjutnya.
3. Initiatives vs Guilt/Inisiatif (3;0 – 5;0)
Pada masa ini anak sudah menguasai badan dan geraknya. la dapat mengendarai sepeda roda.tiga, dapat lari, memukul, memotong. Inisialif anak akan lebih terdorong dan terpupuk bila orang tua member! respons yang baik terhadap keinginan anak untuk bebas dalam melaknkan. kegiatan-kegiatan motoris sendiri dan bukan lianya bereaksi atnu nienirn anak-anak lain.-Hal ynng sama terjadi pada kemampuan anak nnluk menggunakan bahasa dan kegiatan fantasi. Dimensi sosial pada tahap ini mempunyai dua ujung:: inisiative —– guilt- Anak yang diberi kebebasan dan kesempatan untuk berinisiatif pada permainan motoris serta mendapat jawaban yang yang memadai dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukannya (intelectual full/live), maka inisiatifnya akan berkembang dengan pesat.
4. Industry vs litferioriry/Produkttvltns (6;0 – 11 ;00)
Anak mulai mampu berpikir deduktif, bermain dan belajar menurut
peraturan yang ada. Dimensi psikososial yang rnuncul pada masa ini adalah:
sense of industry < »> sense of inferiority
Anak didorong untuk membuat, melakukan dan mengerjakan dengan benda-benda yang praktis. dan mengerjakannya sampai selesai sehingga menghasilkan sesuatu. Derdasarkan hasilnya mereka dihargai dan di mana perlu diberi hadiah. Dengan demikian rasa/sifat ingin menghasilkan sesuatu dapat dikembangkan.
Pada usia sekolah dasar ini dunia anak bukan hanya lingkungan rumah saja melainkan meneakup juga lembaga-iembaga lain yang mempunyai peranan penting dalam perkembangan individu. Pengalaman-pengalaman sekolah anak mempengaruhi industry dan inferiority anak. Anak dengan IQ 80 atau 90 akan mempunyai pengalaman sek’olah yang kurang memuaskan walaupun sifat indtistri dipupuk dan dikembangkan di ruitiah. Ini dapat menimbulkan rasa inferiority (rasa tidak” mampu). Keseimbangan industry dan inferiority bukan hanya bergantung kepada orang tuanya, tetapi dipengaruhi pula oleh orang-orang dewasa lain yang berhubungan dengan anak itu
5. Identity vs Role Confusion/Identitas (12;0 – 18;0)
Pada saat ini anak sudah menuju kematangan fisik dan mental. la mempunyai perasaan-perasaan dan keinginan-keinginan baru sebagai akibat perubahan-perubahan itubuhnya. Pandangan dan pemikirannya tentang dunia sekelilingnya mengilami perkembangan. la mulai dapat berpikir tentang pikiran orang lain. la berpikir puh apa yang dipikirkan orang lain tentang dirinya. la mulai mengrrti tentang keluarga yang ideal, agama dan masyarakat, yang dapat diperbandingkannya dengan apa yang dialaminya sendiri.
Menurut Erikson pada tahap ini dimensi interpersonal yang muncul adalah:
ego identity -4 •–>• role confusion
. i.
Pada masa ini remaja harus dapat ‘mengirtegrasikan apa yang telah dialami dan dipelajarinya tentang dirinya sebagai anak, siswa, teman, anggota pramuka, dan lain sebagainya menjadi suatu kesatuan sehingga menunjukkan kontinuitas dengan masa lalu dan siap menghadapi masa datang. . Peran orang tua yang pada masa lalu berpengaruh secara langsung pada krisis perkembangan, maka pada masa ini pengaruhnya tidak langsung. Jika anak mencapii masa remaja dengan rasa terima kasih kepada orang tua, dengan penuh kepercayaan, mempunyai autonomy, berinisiatif, memiliki sifat-sifat industry, maka kesempatannya kepada ego indentiti sudah berkembang.
6. Intimacy vs Isolation/Keakraban (19;0 – 25;0)
Yang dimaksud dengan intimacy oleh Erikson selain hubungan antara suami istri adalah juga kemampuan untuk berbagai rasa dan memperhatikan orang lain. Pada tahap ini pun keberhasilan tidak bergantung secara langsung kepada orang tua. Jika intimacy ini tidak terdapat di antara sesama teman atau suami istri, menurut Erikson, akan terdapat apa yang disebut isolation, yakni kesendirian tanpa adanya orang lain untuk berbagai rasa dan saling memperhatikan.
7. Generavity vs Self Absorption/Generasi Berikut (25;0 – 45;0)
Generativity berarti bahwa orang mulai memikirkan orang-orang lain di
luar keluarganya sendiri, memikirkan generasi yang akan datang serta hakikat masyarakat dan dunia tempat generasi ifi liidnp. Generativily ini bukan hanya terdapat pada orang tua (ayah dan ibu), tetapi terdapat pula pada individu-individu yang secara aktif memikirkan kesejahteraan kaum muda serta berusaha membuat tempat bekerja yang lebih baik untuk mereka hidup. Orang yang tidak berhasil mencapai gereralivily berarti ia berada dalam keadaan self absorption dengan hanyr memutuskart perhatia’n kepada kebutuhan-kebutuhan dan kesenang’an pribadinya saja.
8. Integrity vs Despair/Integritas (45;0 …)
Pada tahap ini usaha-tisaha yang pokok pada individu sudah mendekati kelepgkapan, dan merupakan masa-masa untuk menikmati pergaulan dengan cucu-cucu. Integrity timbul dari kemampupn individu untuk melihat kembali kehidupannya yang lalu dengan kepuasan. Sedangkan kebalikannya adalah despair, yaitu keadaan di mana individu yang menengok ke belakang dan meninjau kembali kehidupannya masa lalu sebagai rangkaian kegagalan dan kehilangan arah, serta disadarinya bahwa jika ia memulai lagi sudah terlambat.
Sebagai rekapitulasi dapat dinyatakan bahwa penahapan’ perkembangan • afektif manusia merupakan perpaduan dari tugas-tugas perkembangan dan tugas-tugas sosial. Perkembangan afektif suatu tahap dapat berpengaruh secara positif maupun negatif terhadap tahap berikutnya. Jika anak mencapai tahap ketiga yang bergaul dengan anak bukan hanya orang tuanya saja melainkan uiga orang dewasa lainnya di sekolah, yaitu guru. Guru yang membimbing dan mengasuh peserta didiknya pada berbagai aspek tingknt kelas perlu memahami dan menyadari sikap, kebutuhan dan perkembangan mereka.
D. POLA PERKEMBANGAN KOGNITIF DARI JEAN PIAGET
Perkembangan kognitif anak berlangsung secara teratur dan berurutan sesuai dengan perkembangan umurnya’ Maka pengajaran harus direncanakan sedemikian rupa disesuaikan dengan perkembangan kecerdasan peserta didik.
Piaget mengemukakan proses anak sampai mampu berpikir seperti orang dewasa melalui empat tahap perkembangan, yakni:
1. Tahap sensor motor (0;0 – 2;0) . .
Kegialan intelektual pada tahap ini hampir seluruhnya mencakup gejala
yang diterima secara langsung melalui indra. Pada saat ai.ak mencapai kematangan dan mulai. memperoleh keterampilan berbahasa, mereka mengaplikasikannya dengan menerapkannya pada objek-objek yang nyata. Anak mulai memahami hubungan antaru benda dengan nama yang diberikan kepada benda tersebut.
2. Tahap praoperasional (2;0 – 7;0)
Pada tahap ini perkembangan sangat pesat. Lambang-lambang bahasa yang dipergunakan untuk menunjukkan benda-benda nyata bertambah dengan pesatnya. Keputusan yang dianbil hanya berdasarkan intuisi, bukannya berdasarkan annlisis rasional. Anak biasanya mengambil kesimpulan dari sebagian kecil yang diketahuinya, dari suatu keseluruhan yang besar. Menurut pendapat mereka pesavat terbang adalah benda keci! yang berukuran 30 cm; karena hanya itulah yang nampak pada mereka saal mereka menengadah dan melihatnya terbang di angkasa.
3. Tahap operasional konkrit (7;0 – II;0)
Kemampuan berpikir logis muncul pada tahap ini. Mereka dapat berpikir secara sistematis untuk .mencapai pemecahan masalah. Pada tahap ini permasalahan yang dihadapinya adalah permasalahan yang konkret.
Pada tahap ini anak akan menemui kesulitan bila diberi tugas sekolal yang menuntutnya untuk mencari sesuatu yang tersembunyi. Misalnya, anal sering kali menjadi friistasi bila disuruh mencari arti tersembunyi dari suati kata dalam tulisan tertentu. Mereka menyukai soal-soal yang tersedi; jawabannya.
4. Tahap operasional formal (11; -15;0)
Tahap ini ditandai dengan pola berpikir orang dewasa. Mereka dapat mengaplikasikan cara berpikir terhadap permasalahan dari semua kategor baik yang abstrak maupun yang konkret. Pada tahap ini anak sudah dapet memikirkan buah pi’iirannya, dapat membentuk ide-ide, berpikir tentang masa depan secara realistis.
Sebelum menekuni tugasnya membimbing dan mengajar, guru atau calon gun sebaiknya memahami teori Piaget atau ahli lainnya tentang pola-pola perkembangan kecerdasan peserta didik. Dengan demikian men;ka memiliki landasan untuk mengembangkan harapan-harapan yang realistik mengenai perilaku peserta didiknya
E. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN
perkembangan menurut Robert J. Havighurs adalah sebagian tugas yang muncul pada suatu periode tertentu dalam, kehidupan individu, yang merupakan keberhasilan yang dapat memberiknn kebahagian serta memberi jalan bagi tugas-tugas berikutnya. Kegagalan akan menimbulkan kekecewaan bagi individu, penolakan oleh masyarrkat dan kesulitan untuk tugas perkembangan berikutnya.
Tugas perkembangan pada masa kanak-kanak
1. Belajar berjalan.
2. Belajar makan makanan padat.
3. Belajar mengendalikan gerakan badan.
4. Mempelajari peran yang sesuai dengan jenis kelaminnya.
5. Memperoleh stabilitas fisiologis.
6. Membentuk konsep-konsep sederhana tentang kenyataan sosial dan fisik
7. Belajar inenghubungkan diri secara emosional dengan orang tua, kakak adik dan orang lain.
8. Pelajar membedakan yang henar dan salah.
Tugas perkembangan masa anak
1.Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan
tertentu.
2.Menibentuk sikap tertentu terhadap dfri sendiri sebagai organisme yang
sedang tumbuh.
3.Belajar bergaul secara rukun dengan teman sebaya.
4.Mempelajari peranan yang sesuai dengan jenis kelamin.
5.Membina keterampilan dasar dalarr membaca, menulis dan berhitung.
6.Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari.
7.Membentuk kata hati, mbralitas dan nilai-nilai.
8.Memperoleh kebebasan diri.
9.Mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok dan lembaga sosial.
Tugas perkembangan masa Remaja
1. Memperoleh hubungan-hubungan baru dan lebih matang dengan yang sebaya dari keduajenis kelamin.
2. Memperoleh peranan sosial dengan jenis kelamin individu.
3. Menerima fisik dari dan menggunakan badan secara efektif.
4. Memperoleh kebebasan diri melepaskan ketergantupgan diri dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
5. Melakukan pemilihan dan persiapan untuk jabatan.
6. Memperoleh kebebasan ekonomi.
7. Persiapan perkavvinan dan kehidupan berkeluarga.
8. Mengembangkan keterampilan intelektuai dan konsep-konsep yang diperlukan sebagai warga negara yang baik.
9. Memupuk dan memperoleh perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan secara sosial.
10. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman berperilaku.
Tugas perkembangan masa dewasa awal .
1.Memilih pasangan hidup.
2.Belajar hidup dengan suami atau istri.
3.Memulai kehidupan berkeluarga.
4.Membimbing dan merawat anak.
5.Mengolah rumah tangga.
6.Memulai suatu jabatan.
7.Menerima tanggung javvab sebagai warga negara.
8.Menemukan kelompok sosial yang cocok dan menarik.
Tugas-tugas perkembangan masa setengah baya
1.Memperoleh tanggung jawab sosi?l dan warga negara.
2.Membangun dan mempertahankan s’andar ekonomi.
3.Membantu anak remaja untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan bahagia.
4.Membina kegiatan pengisi waktu serggang orang dewasa.
5.Membina hubungan dengan pasanga.i hidup sebagai pribadi.
6.Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisik sendiri.
7.Menyesuaikan diri dengan pertambuhan umur.
Tugas-tugas perkembangan orang tua
1.Menyesuaikan diri dengan menurunnya kesehatan dan kekuatan fisik.
2.Menyesuaikan diri terhadap masa pensiun dan menurunnya pendapatan.
3.Menyesuaikan diri terhadap meninggalnya suami/istri.
4.Menjalin hubungan dengan perkumpulan manusia usia lanjut.
5.Memenuhi kewajiban sosial dan sebagai warga negara.
6.Membangun kehidupan fisik yang memuaskan.
Menurut Havighurst setiap tahap perkembangan individu hams sejalan dengan perkembangan aspek-aspek. lainnya, yaitu fisik, nsikis serta emosional, moral dan sosial. Dikemukakannya perkembangan yang dicapai individu pada masa kanak-kanak, masa anr-.k, masa remaja, nasa dewasa awal, masa setengah baya dan masa tua.
Ada dua alasan mengapa tugas-tugas perkembangan ini penting bagi pendidik. Pertama, membantu memperjelas tujuan yang akan dicapai seholah. Pendidikan dapat dimengerti sebagai usaha masyarakat,- melalui sekolah, dalam membantu individu mencapai tugas-tugas perkembangan tertentu. Kedua, konsep ini dapat dipergunakan sebagai pedoman. waktu unttik melaksanakan usaha-usaha pendidikan. Bila individu telah mencapai kematangan, siap untuk mencapai tahap tugas tertentu serta sesuai dengan tuntutan masyarakat, maka dapat dikatakan bahwa saal untuk mengajar
individu yang bersangkutan (the-teachable moment) telah tiba. Bila mengajarnya pada saat yang tepat maka liasil pengajaraft yang optimal dapat dicapai.
Sumber Buku Perkembangan Peserta Didik oleh Mulyani Sumantri